Sabtu, 03 Maret 2012

Sejarah Submission Grappling

walaupun termasuk olahraga modern, sejarah Submission Grappling sangat erat hubungannya dengan berbagai macam jenis ilmu gulat, seperti: Brazillian Jujitsu, Sambo, Catch Wrestling, dll. submission grappling bukanlah bela diri gulat pertama yang berjiwa mengalahkan musuh dengan "submission". hampir setiap bangsa-bangsa di seluruh penjuru dunia memiliki sejenis ilmu gulat. pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, catch wrestling sanga populer di daratan Eropa dan Amerika.

submission grappling yang kita kenal sekarang ini sangat erat hubungannya dengan Brazillian Jujitsu. semuanya berawal ketika seorang ahli Jujitsu & Judo, Mitsuo Maeda (dikenal juga dengan Count Coma), datang ke benua Amerika bersama seniornya untuk menyebarkan ilmu bela diri Judo di Amerika Serikat.

selama berada di negeri paman sam, mereka harus berhadapan dengan para pegulat handal dari Amerika Serikat. pada pertandingan-pertandinan tersebut, seniornya Count Coma mengalami kekalahan telak atas pegulat-pegulat Amerika Serikat, sedangkan Count Coma sendiri mengalami kesulitan pada awalnya walupun akhirnya beliau memenangkan pertandingan-pertandingan tersebut.

pengalaman tersebut membuat Count Coma mulai mempertanyakan efektifitas dari ilmu-ilmu yang telah ia kuasai selama ini. malu akan kegagalan ini, Count Coma berangkat mengasingkan diri dan berjanji tidak akan pulang lagi ke negeri Jepang. jadi pada masa ini, beliau melanglang benua singgah di hampir semua negara di benua Amerika. penghasilan hidupnya didapat dari melakukan pertarungan-pertarungan bebas (ala Ultimate Fighting Championship tapi tanpa wasit). ini adalah merupakan tindakan yang tidak terhormat bagi komunitas Judo dan Jujitsu tapi semua ini tidak berarti lagi bagi Maeda, karena toh beliau juga sudah mengasingkan diri.

perjalanan ini akhirnya membawanya ke negeri Samba dimana ia jatuh cinta kepada negeri tersebut. disana beliau membantu memimpin komunitas Jepang yang pindah ke Brazil. untuk dapat melakukan tugas ini dengan benar, Count Coma berteman dengan pengusaha setempat yang memiliki pengaruh politik yang kuat, Gastao Gracie. sebagai tanda terima kasihnya Meda mengajarkan ilmu Jujitsunya yang telah dia sempurnakan selama ini kepada anak tertuanya: Carlos Gracie. Bersama dengan ketiga saudaranya, Carlos Gracie membuat tenar ilmu Jujitsu ala Count Coma di seluruh negeri Samba melalui pertarungan bebas (vale tudi/ Mix Martial Arts). budaya Brazil untuk menyelesaikan perseteruan secara "man to man" juga banyak pengaruhnya dalam pengembangan evolusi pengembangan Brazilian Jujitsu (BJJ).
                                                                     Carlos Gracie
                                                                        Helio Gracie

dengan BJJ, kemenakan Carlos Gracie, Royce Gracie, berkali-kali mengalahkan lawan-lawannya dari latar belakang seni bela diri yang beragam di Ultimate Fighting Championship. kesuksesan Royce Gracie dengan memenangkan 3 dari 4 UFC pertama tersebut membuat masyarakat bela diri di Amerika sadar akan pentingnya perkelahian di tanah (ground Fighting). bila kita simak, hampir semua perkelahian satu lawan satu di jalanan (termasuk pemerkosaan, bertekuk lutut, dsb) akan berkhir di tanah. Brazillian Jujitsu adalah satu-satunya bela diri di dunia yang menghabiskan 95% waktu latihannya di tanah. meledaknya BJJ di Amerika Serikat di tahun 1990an otomatis membuat Amerika Serikat sabagai Mekah kedua bagi dunia BJJ setelah Brazil. salah satu buahnya adalah Sheik Tahnoon bin Zayed Al Nayan dari Uni Emirat arab. beliau adalah seorang ahli Jujitsu. setelah kepulangannya dari negeri paman sam, beliau mengorganisir pertandingan Submission di Abu Dhabi Combat Club (ADCC) pada tahun 1998. disinilah para ahli cabang-cabang gulat yang berbeda-beda bertanding untuk mencari submission grappler yang paling jago.
                                                                     Royce Gracie

pertarungan pertandingan diadopsi sebagian besar dari peraturan Brazillian Jujitsu digabungkan peraturan gulat lainnya. alasan mengapa peraturan BJJ yang dipakai sebagai dasar adalah karena peraturan BJJ itu sendiri sudah sangat mirip jiwanya dengan Submission Grappling. hingga kini, ADCC adalah merupakan pertandingan Submission Grappling yang paling bergengsi di seluruh dunia. pelopor Submission Grappling di Indonesia dimulai oleh grppler yang sudah pernah belajar Grappling di Amerika Serikat dan Australia. belajar dari pengalaman mereka pada saat itu, Federasi Grappling Indonesia mengambil langkah untuk memperbaiki peraturan Grappling agar olahraga ini dapat menjadi lebih ramai untuk ditonton tanpa melupakan jiwa untuk mendapatkan "Submission".

0 komentar:

Posting Komentar